
Malam ini,
Kiranya luka ibu berdarah kembali
Semalam saat cinta diusai takdir
ibu adalah diri yang tertinggal kesepian
Menghitung dan mencari-cari di mana silapnya
Kelopak cinta ibu yang layu
Madunya tersaring harapan
Kiranya hati ibu terhenyak pedih
Terguris dan terhempas berderai
Semilir resah menyapa hati
Kiranya nyawa ibu bagai diambil pergi
Semangat terasa dingin dan beku
Dan kesepiannya menggelodak di jiwa
Ibu ingin bahagia
Kiranya cinta itu tak mampu berputik lagi
Ternyata impian ini hanya mimpi-mimpi kosong
Bercanda antara sedar dan tidur
Lalu senyum disapa khabar duka
Dan bidadari kecilku
Terusan pergi
Ternyata ibu insan hampa
Sekalipun bertahun berlalu
Airmata ini tak pernah kering
Dalam rindu ibu masih menanti
Mengharap ada dakapan
Mengharap moga ada kunjungan
Bidadari kecilku
Datanglah bertandang.
24 APRIL 04/
DI MALAM GENAB SETAHUN USIAMU
DI MALAM GENAB SETAHUN DERITAKU
Kiranya luka ibu berdarah kembali
Semalam saat cinta diusai takdir
ibu adalah diri yang tertinggal kesepian
Menghitung dan mencari-cari di mana silapnya
Kelopak cinta ibu yang layu
Madunya tersaring harapan
Kiranya hati ibu terhenyak pedih
Terguris dan terhempas berderai
Semilir resah menyapa hati
Kiranya nyawa ibu bagai diambil pergi
Semangat terasa dingin dan beku
Dan kesepiannya menggelodak di jiwa
Ibu ingin bahagia
Kiranya cinta itu tak mampu berputik lagi
Ternyata impian ini hanya mimpi-mimpi kosong
Bercanda antara sedar dan tidur
Lalu senyum disapa khabar duka
Dan bidadari kecilku
Terusan pergi
Ternyata ibu insan hampa
Sekalipun bertahun berlalu
Airmata ini tak pernah kering
Dalam rindu ibu masih menanti
Mengharap ada dakapan
Mengharap moga ada kunjungan
Bidadari kecilku
Datanglah bertandang.
24 APRIL 04/
DI MALAM GENAB SETAHUN USIAMU
DI MALAM GENAB SETAHUN DERITAKU
No comments:
Post a Comment