Thursday, August 28, 2008

Setelah kutinggalkan kenangan (1)




Aku hanya mampu berdiri menatap langit malam yang gelap..tanpa bintang..tanpa bulan. Tamparan angin yang dingin terasa menikam hingga ke tulang hitam. Kelelahan menjadikan tubuhku lesu namun segala yang menghuni fikiran membuatkan aku tak mampu melelapkan sepasang mata ini.

Kesakitan yang terasa mula membakar di dalam diri benar-benar menjadikan aku terseksa. Tika ini mana teman..mana sahabat..mana juga keluarga? Aku merasakan diri tersingkir jauh. Berulang kali aku membayangkan seraut wajah itu. Senyumnya juga lirikan matanya. Sesekali gurau sendanya tapi entah mengapa tiba-tiba segala keriangan itu hilang. Dia bagai diragut tiba-tiba dariku. Satu ketika dulu dia pernah berkata kehadiranku memberi semula hidupnya lagu. Aku menghapuskan kekosongan yang wujud sekalipun kami sangat berjauhan.

Katanya aku bagai terlalu dekat. Kunjunganku dinanti namun akhirnya belum selangkah aku meninggalkan pertemuan itu dia menjauh. Bukankah seorang teman tidak pernah menghakimi temannya?

Aku terluka teman namun segalanya kusimpan jauh di lubuk hati ini. Tanpa kuduga kau menjauh dan membuangku dari hatimu. masih ku ingat kau katakan padaku..."aku tak suka diganggu," bagai ditikam sembilu namun kudayakan juga untuk tersenyum. Lagu yang kau dendangkan tika itu bagai mengabarkan perasaan hatimu. Bergenang sebak namun aku tak mahu menangis lagi.

Terasa betapa sepi hidup ini tanpa kau yang ku sebut sebagai teman. Tiap saat aku mencari di mana silap dan alpa ku sehingga kau begitu tegar membuangku. kalaupun ada insan lain di hatimu, apakah aku harus kau buang sebegini jauh?

Terkadang kau datang dan pergi. Aku menjadi takut. Takut membuat tafsiran lagi. Takut salah membuat percaturan. Bimbang satu saat kau menyingkir ku semula.

Hakikatnya aku teramat merindui daerahmu namun masih terbayang kerlingan matamu saat bait lagu itu kau tuturkan..'aku tak mampu menerimamu..

Teman..sampaikan salam rinduku buat mereka yang jauh. Tataplah jingga langit di daerahmu itu buatku. Khabarkan pada alam tentang ketenangan yang terhidang kala kaki ku ini menjamah basah pasirnya. Juga teman, sambutlah salamku sekalipun aku takkan mungkin berdaya berdiri lagi di sisimu.

No comments: